•••NARIYA TIPS, Artikel •••
Oleh: Drs. H. Ahmad Supardi Hasibuan, MA.
Semua orang sepakat bahwa Membicarakan masalah kepemimpinan adalah sebuah topic pembicaraan yang sangat menarik dan mendapat perhatian dari semua orang, apalagi masalah kepemimpinan dapat diteropong dari berbagai sudut sesuai dengan spesialisasi atau bahkan kebutuhan seseorang. Oleh karena itulah maka kita tidak perlu heran apabila masalah kepemimpinan dari waktu ke waktu mendapat perhatian semua orang terutama para pakar di bidangnya, sampai-sampai ada yang mengatakan bahwa masalah kepemimpinan sama tuanya dengan sejarah manusia dan kemanusiaan.
Pernyataan ini bukanlah sesuatu yang berlebihan sebab harus diakui bahwa kepemimpinan dibutuhkan oleh seluruh ummat manusia, sebab dalam setiap diri manusia terdapat kelebihan-kelebihan dan juga kekurangan-kekurangan. Seseorang memiliki kelebihan tertentu tetapai pada saat yang bersamaan dia juga memiliki kekurangan tertentu. Kelebihannya itu barang kali tidak ada pada diri orang lain, sehingga dia dapat melengkapinya, tetapi dia juga memiliki kekurangan tertentu, sehingga orang lain dapat melengkapinya.
Hal seperti ini juga berlaku dalam masalah kepemimpinan, ada manusia yang terbatas kemampuannya untuk memimpin pada satu pihak, tetapi pada pihak lain ada manusia yang mempunyai kelebihan kemampuan untuk memimpinan. Dalam suasana yang seperti inilah timbul apa yang disebut dengan kebutuhan akan pemimpin dan kepemimpinan.
Oleh karena itulah maka kita tidak perlu heran apabila kita mengikuti tulisan-tulisan dan atau uraian-uraian tentang kepemimpinan selalu memberikan gambaran yang ideal tentang kepemimpinan dan berakhir dengan kesenangan. Hal ini dapat dimengerti, karena manusia sangat membutuhkan kepemimpinan itu. Dan bahkan tidak berlebihan apabila disebutkan bahwa dari waktu ke waktu kepemimpinan menjadi tumpuan harapan dari seluruh manusia.
Untuk menunjukkan betapa pentingnya masalah kepemimpinan ini, ada satu pendapat yang sangat ekstrim yang menyatakan bahwa, Dunia atau ummat manusia di dunia ini pada hakikatnya hanya ditentukan oleh beberapa orang saja, yakni yang berstatuys sebagai pemimpin. Dan ada juga ungkapan Melayu yang sejalan dengan ini yaitu, Jika gajah sama gajah berkelahi, maka pelanduk mati di tengah-tengah. Kedua ungkapan ini secara tidak langsung menyatkan bahwa masalah pemimpin dan kepemimpinan adalah masalah yang sangat utama dalam hidup dan kehidupan ummat manusia.
PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN
Seperti disebutkan pada pendahuluan bahwa masalah kepemimpinan adalah masalah yang utama dalam hidup dan kehidupan ummat manusia, oleh karena itulah maka ummat manusia selalu membutuhkan kepemimpinan, sebab untuk mencapai suksesnya sebuah tujuan dan terjadinya efisiensi kerja harus ada pemimpin. Oleh karena itulah maka para ilmuan banyak melakukan study dan penelitian masalah pemimpin dan kepemimpinan. Dan para sarjana telah memberikan berbagai definisi mengenai pemimpin dan kepemimpinan, dengan menonjolkan satu atau beberapa aspek tertentu sesuai dengan ide pencetus definisi tersebut beserta interpretasinya.
Kepemimpinan adalah merupakan cabang dari kelompok ilmu administrasi, khususnya ilmu adminisaatrasi Negara. Sedangkan ilmu administrasi adalah salah satu cabang dari ilmu-ilmu sosial, dan merupakan salah satu perkembangan dari filsafat. Dalam kepemimpinan terdapat hubungan antar manusia; yaitu hubungan mempengaruhi (dari pemimpin), dan hubungan kepatuhan-kepatuhan para pengikut/bawahan karena dipengaruhi oleh kewajiban pemimpin. Para pengikut terkena pengaruh kekuatan dari pemimpinya, dan bangkitlah secara spontan rasa ketaatan kepada pemimpin.
Kepemimpinan diartikan orang bermacam-macam, ada yang menyatakan bahwa kepemimpinan adalah sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuatan keputusan. Ada juga yang mengartikan bahwa kepemimpinan adalah suatu inisitaif untuk bertindak yang menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka mencari jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama. Dan ada juga yang menyatakan bahwa, kepemimpinan itu adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang agar diarahkan mencapai tujuan organisasi. Yang lain menyatakan bahwa kepemimpinan adalah seni mempengaruhi orang lain atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok.
Kepemimpina seperti disebutkan di atas, muncul bersama-sama adanya peradaban manusia; yaitu sejak zaman Nabi-Nabi dan nenek moyang manusia yang berkumpul bersama, lalu bekerja bersama-sama untuk mempertahakan eksistensi hidupnya menantang kebuasan binatang dan alam sekitarnya. Sejak itulah terjadai kerjasama antar manusia, dan di situ ada unsur kepemimpinan.
Munculnya seorang pemimpin ditimbulkan oleh bermacam-macamam hal, secara garis besar dapat disebutkan dalam tiga teori, yiatu :
Pertama, Teori Genetis. Teori ini menyatakan sebagai berikut :
a. Pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi lahir jadi pemimpin oleh bakat-bakat alami yang luar biasa sejak lahirnya.
b. Dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun juga.
Kedua, Teori Sosial (Lawan teori genetic), yang menyatakan sebagai bertikut :
a. Pemimpin itu harus disiapkan, dididik, dan dibentuk, tidak terlahirkan begitu saja.
b. Setiap orang bisa menjadi pemimpin, melalui usaha penyiapan dan pendidikan, serta didorong oleh kemauan sendiri.
Ketiga, Teori Ekologis atau Sintesis (muncul sebagai reaksi dari kedua teori tersebut lebih dahulu). Teori ini menyatakan bahwa Seseorang akan sukses menjadi seorang pemimpin, bila sejak lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, dan bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan; juga sesuai dengan tuntutan lingkungan/ekologisnya.
Pemimpin mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian sendiri yang unik dan khas, sehingga tingkah laku dan gayanyalah yang membedakan dirinya dari orang lain. Gaya atau style hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya.
Seperti disebutkan pada pendahuluan bahwa masalah kepemimpinan adalah masalah yang utama dalam hidup dan kehidupan ummat manusia, oleh karena itulah maka ummat manusia selalu membutuhkan kepemimpinan, sebab untuk mencapai suksesnya sebuah tujuan dan terjadinya efisiensi kerja harus ada pemimpin. Oleh karena itulah maka para ilmuan banyak melakukan study dan penelitian masalah pemimpin dan kepemimpinan. Dan para sarjana telah memberikan berbagai definisi mengenai pemimpin dan kepemimpinan, dengan menonjolkan satu atau beberapa aspek tertentu sesuai dengan ide pencetus definisi tersebut beserta interpretasinya.
Kepemimpinan adalah merupakan cabang dari kelompok ilmu administrasi, khususnya ilmu adminisaatrasi Negara. Sedangkan ilmu administrasi adalah salah satu cabang dari ilmu-ilmu sosial, dan merupakan salah satu perkembangan dari filsafat. Dalam kepemimpinan terdapat hubungan antar manusia; yaitu hubungan mempengaruhi (dari pemimpin), dan hubungan kepatuhan-kepatuhan para pengikut/bawahan karena dipengaruhi oleh kewajiban pemimpin. Para pengikut terkena pengaruh kekuatan dari pemimpinya, dan bangkitlah secara spontan rasa ketaatan kepada pemimpin.
Kepemimpinan diartikan orang bermacam-macam, ada yang menyatakan bahwa kepemimpinan adalah sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuatan keputusan. Ada juga yang mengartikan bahwa kepemimpinan adalah suatu inisitaif untuk bertindak yang menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka mencari jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama. Dan ada juga yang menyatakan bahwa, kepemimpinan itu adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang agar diarahkan mencapai tujuan organisasi. Yang lain menyatakan bahwa kepemimpinan adalah seni mempengaruhi orang lain atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok.
Kepemimpina seperti disebutkan di atas, muncul bersama-sama adanya peradaban manusia; yaitu sejak zaman Nabi-Nabi dan nenek moyang manusia yang berkumpul bersama, lalu bekerja bersama-sama untuk mempertahakan eksistensi hidupnya menantang kebuasan binatang dan alam sekitarnya. Sejak itulah terjadai kerjasama antar manusia, dan di situ ada unsur kepemimpinan.
Munculnya seorang pemimpin ditimbulkan oleh bermacam-macamam hal, secara garis besar dapat disebutkan dalam tiga teori, yiatu :
Pertama, Teori Genetis. Teori ini menyatakan sebagai berikut :
a. Pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi lahir jadi pemimpin oleh bakat-bakat alami yang luar biasa sejak lahirnya.
b. Dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun juga.
Kedua, Teori Sosial (Lawan teori genetic), yang menyatakan sebagai bertikut :
a. Pemimpin itu harus disiapkan, dididik, dan dibentuk, tidak terlahirkan begitu saja.
b. Setiap orang bisa menjadi pemimpin, melalui usaha penyiapan dan pendidikan, serta didorong oleh kemauan sendiri.
Ketiga, Teori Ekologis atau Sintesis (muncul sebagai reaksi dari kedua teori tersebut lebih dahulu). Teori ini menyatakan bahwa Seseorang akan sukses menjadi seorang pemimpin, bila sejak lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, dan bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan; juga sesuai dengan tuntutan lingkungan/ekologisnya.
Pemimpin mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian sendiri yang unik dan khas, sehingga tingkah laku dan gayanyalah yang membedakan dirinya dari orang lain. Gaya atau style hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya.
Dan atas dasar ini lahir pulalah apa yang disebut dengan tipe-tipe kepemimpinan, sebagai berikut :
1. Tipe Kharismatis. Tipe ini memiliki kekuatan energi, daya tarik dan wibawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Pemimpin ini dianggap mempunyai kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman yang diperolehnya sebagai karunia Tuhan Yang Maha Kuasa.
2. Tipe Paternalistik
Tipe ini adalah tipe kepemimpinan yang kebapakan, dengan sifat-sifat antara lain sebagai berikut :
a. Dia menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan.
b. Dia bersikap terlalu melindungi (overly protective).
c. Jarang memberikan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan sendiri.
d. Tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk bernisiatif.
e. Hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahannya atau pengikutnya untuk mengembangkan imajinasi, dan daya kreatifitas mereka sendiri.
f. Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
3. Tipe Militeristis Tipe ini sifatnya sok kemiliter-militeran. Hanya gaya luaran saja yang mencontoh gaya militer, tetapi jika dilihat lebih seksama, tipe ini mirip sekali dengan tipe kepemimpinan otoriter. Tipe kepemimpinan militeristis berbeda dengan tipe kepemimpinan organisasi militer. Adapun sifat kepemimpinan yang militeristis antara lain adalah :
a.Lebih banyak menggunakan system perintah/komando.
b.Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
c.Sangat menyenangi formalitas, tanda kebesaran dan lain-lain.
d.Menuntut adanya disiplin keras dan kaku.
e.Tidak menghendaki usul, saran, sugesti dan kritikan dari bawahan.
f.Komunikasi hanya berlangsung satu arah.
4. Tipe Otokratis
Kepemimpinan Otokratis mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpinnya selalu mau berperan sebagai pemain tunggal pada a one man show. Dia berambisi sekali merajai situasi. Setiap perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya.
5. Tipe Laissez Fair
Tipe kepemimpinan ini Sang Pemimpin praktis tidak memimpin; dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggungjawab harus dilakukan oleh bawahan sendiri. Dia merupakan Pemimpin Simbol dan biasanya tidak memiliki keterampilan teknis.
6. Tipe Populis
Tipe ini adalah tipe kepemimpinan yang dapat membangunkan solidaritas rakyat. Kepemimpinan ini berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisional. Tipe ini sering dikaitkan dan bahkan disebut dengan modernitas tradisional.
7. Tipe Administratif atau Eksekutif Tipe ini ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas adminisrasi secara efektif. Sedangkan pemimpinnya adalah terdiri dari tekhnokrat-tekhnokrat dan administrator-administrartur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan.
8. Tipe Demokratis Tipe ini adalah tipe kepemimpinan yang berorientasi pada manusia, dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggungjawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. Kekuatan tipe kepemimpinan ini bukan terletak pada individu pemimpinnya, tetapi pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
1. Tipe Kharismatis. Tipe ini memiliki kekuatan energi, daya tarik dan wibawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Pemimpin ini dianggap mempunyai kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman yang diperolehnya sebagai karunia Tuhan Yang Maha Kuasa.
2. Tipe Paternalistik
Tipe ini adalah tipe kepemimpinan yang kebapakan, dengan sifat-sifat antara lain sebagai berikut :
a. Dia menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan.
b. Dia bersikap terlalu melindungi (overly protective).
c. Jarang memberikan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan sendiri.
d. Tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk bernisiatif.
e. Hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahannya atau pengikutnya untuk mengembangkan imajinasi, dan daya kreatifitas mereka sendiri.
f. Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
3. Tipe Militeristis Tipe ini sifatnya sok kemiliter-militeran. Hanya gaya luaran saja yang mencontoh gaya militer, tetapi jika dilihat lebih seksama, tipe ini mirip sekali dengan tipe kepemimpinan otoriter. Tipe kepemimpinan militeristis berbeda dengan tipe kepemimpinan organisasi militer. Adapun sifat kepemimpinan yang militeristis antara lain adalah :
a.Lebih banyak menggunakan system perintah/komando.
b.Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
c.Sangat menyenangi formalitas, tanda kebesaran dan lain-lain.
d.Menuntut adanya disiplin keras dan kaku.
e.Tidak menghendaki usul, saran, sugesti dan kritikan dari bawahan.
f.Komunikasi hanya berlangsung satu arah.
4. Tipe Otokratis
Kepemimpinan Otokratis mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpinnya selalu mau berperan sebagai pemain tunggal pada a one man show. Dia berambisi sekali merajai situasi. Setiap perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya.
5. Tipe Laissez Fair
Tipe kepemimpinan ini Sang Pemimpin praktis tidak memimpin; dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggungjawab harus dilakukan oleh bawahan sendiri. Dia merupakan Pemimpin Simbol dan biasanya tidak memiliki keterampilan teknis.
6. Tipe Populis
Tipe ini adalah tipe kepemimpinan yang dapat membangunkan solidaritas rakyat. Kepemimpinan ini berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisional. Tipe ini sering dikaitkan dan bahkan disebut dengan modernitas tradisional.
7. Tipe Administratif atau Eksekutif Tipe ini ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas adminisrasi secara efektif. Sedangkan pemimpinnya adalah terdiri dari tekhnokrat-tekhnokrat dan administrator-administrartur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan.
8. Tipe Demokratis Tipe ini adalah tipe kepemimpinan yang berorientasi pada manusia, dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggungjawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. Kekuatan tipe kepemimpinan ini bukan terletak pada individu pemimpinnya, tetapi pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.